Jose Mourinho bukanlah pelatih yang seperti dulu lagi. Dia terlihat hancur dan depresi dan menjadi semakin cemas di bawah bayangan Josep Guardiola.
Penampilan United terlihat kurang mengesankan meski mampu meraih kemenangan. Hal itu tentu saja sangat membosankan.
Situasi di Old Trafford ibarat gunung berapi yang bisa meledak kapan saja. Mereka sudah tertinggal dalam perebutan gelar Premier League dari Manchester City dan permainan mereka mendapat banyak kritik.
Oleh karena itu, Manchester United sudah seharusnya memecat Jose Mourinho. Dan berikut ini lima alasan yang bisa dijadikan bahan pertimbangan seperti dilansir Sportskeeda.
1. Old Trafford Jadi Membosankan
Old Trafford Jadi Membosankan
Sebuah situs peralatan sepak bola Forza, pada bulan Oktober 2017, mengungkapkan venue yang paling menghibur dengan menggabungkan faktor utama dalam pertandingan seperti jumlah gol, tembakan, tendangan sudut dan kartu merah yang terjadi antara tahun 2013 dan 2017. Hasilnya, Old Trafford adalah venue yang paling membosankan di Premier League.
Ya, salah satu klub terkaya di dunia adalah tim yang paling membosankan di Premier League. Meski David Moyes dan Louis Van Gaal ikut memberikan andil, Mourinho justru tidak memperbaiki situasi di Old Trafford selama satu setengah tahun terakhir.
Ada banyak hasil imbang yang membosankan di Old Trafford musim lalu. Bahkan musim ini, kecuali dalam beberapa pertandingan, United belum menjadi tim yang menarik untuk ditonton.
Filosofi Mourinho yang menerapkan parkir bus setelah mencetak gol tidak akan diterima dengan baik oleh publik Old Trafford. Bahkan, Forza memilih Etihad milik Manchester City sebagai tempat yang paling menghibur dalam empat tahun terakhir.
Louis Van Gaal, baru-baru ini, mengecam Mourinho karena gaya permainannya yang membosankan dan banyak pengamat sepak bola dan penggemar yang tidak senang dengan permainan United.
Fans, setidaknya, pantas menikmati permainan sepak bola yang menarik. Fans tidak membayar harga tiket yang mahal hanya untuk menonton permainan yang membosankan. Jika Mourinho tidak bisa memberikan hiburan, dia harus meninggalkan klub.
2. Berpotensi Kehilangan Fans Baru Dari City
Berpotensi Kehilangan Fans Baru Dari City
Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa Manchester United masih menjadi klub paling berharga di dunia? Jawabannya sederhana; United mempunyai salah satu basis penggemar terbesar di dunia.
Klub di bawah Sir Alex Ferguson menginspirasi anak muda. Di bawah Jose Mourinho, sekarang kebalikannya dan disaat United kesulitan masih menginspirasi penggemar muda, Manchester City melakukan persis seperti yang dilakukan The Red Devils di masa lalu.
Tim asuhan Josep Guardiola secara komprehensif mengalahkan pasukan Mourinho di dalam dan di luar lapangan. Guardiola dan Mourinho mengambil alih klub Manchester pada saat bersamaan tahun lalu. Setelah Guardiola mengubah City menjadi kekuatan di Eropa, Mourinho belum bisa menciptakan keajaiban yang sama di Old Trafford.
Taktik gaya defensif Mourinho mengguncang prinsip-prinsip mendasar saat dinasti United dibangun.
3. Pemain Muda Takut ke MU Karena Mourinho
Pemain Muda Takut ke MU Karena Mourinho
Ketika seorang pemain muda diberi kesempatan untuk memilih antara Jose Mourinho atau Josep Guardiola, dia pasti akan memilih Guardiola. Disaat bintang muda seperti Raheem Sterling dan Leroy Sane menjadi superstar di Manchester City, bintang muda United seperti Luke Shaw, Anthony Martial dan Marcus Rashford kesulitan di bawah Mourinho sedangkan Timothy Fosu-Mensah dan Andreas Pereira dipinjamkan ke klub lain.
Gaya Mourinho yang kaku menghalangi pemain muda untuk menunjukkan bakat mereka. Selain itu Mourinho sering mengkritik merek di publik setiap kali ada pemain yang bermain buruk. Hal itu sering terjadi dengan Henrikh Mkhitaryan, Mike Smalling, dan Luke Shaw.
Luke Shaw menolak pindah ke Chelsea karena satu alasan yang sederhana; Jose Mourinho. Demikian pula, United melewatkan bintang seperti Gabriel Jesus, Kylian Mbappe karena mereka tidak terlalu yakin bermain dengan Mourinho.
Mourinho-lah yang menendang Kevin De Bruyne dari Chelsea. Di bawah Guardiola, dia terlihat bisa menantang Lionel Messi dan Cristiani Ronaldo dalam perebutan Ballon d'Or.
United kehilangan talenta masa depan karena Mourinho masih menjadi manajer mereka. United harus mencari manajer yang bisa mengembangkan pemain muda seperti Ferguson.
4. Rekor Buruk Lawan Tim Besar
Rekor Buruk Lawan Tim Besar
Manchester United hanya meraih satu kemenangan tandang di Premier League melawan rival utama mereka sejak Mourinho mengambil alih tahun lalu.
Dalam delapan pertandingan tandang ke Manchester City, Chelsea, Arsenal, Tottenham atau Liverpool, United hanya menang satu kali dan hanya mendapat enam dari kemungkinan 24 poin. Kemenangan United itu terjadi saat melawan Arsenal dan dalam pertandingan itu, penguasaan bola United hanya sebesar 33%.
Permainan defensif United telah mengundang banyak kritik. Meskipun Mourinho pernah sukses dengan menggunakan gaya permainan ini di masa lalu, pendekatan tersebut tampaknya sudah ketinggalan zaman untuk olah raga yang selalu berkembang pesat.
Hasil buruk United bukan berarti mereka bermain dengan baik di kandang melawan tim besar. United kalah melawan City dan mereka hanya bisa bermain imbang melawan Arsenal dan Liverpool.
Di Eropa juga, rekor tandang United jauh lebih suram. Mereka kalah dari tim seperti Feyenoord, Fenerbahce, Basel.
Bagaiman jika Manchester United nantinya menghadapi tim seperti PSG, Barcelona, Real Madrid, Bayern Munchen?
5. Permainan Mourinho Tidak Atraktif
Permainan Mourinho Tidak Atraktif
Ketika Manchester United sedang tertinggal, Mourinho memasukkan Marouane Fellaini sebagai supersub. Satu-satunya rencana B yang telah kita lihat sejauh ini adalah memainkan gaya direct football. Pemain sayap akan mengirim umpan silang untuk Marouane Fellaini dan Romelu Lukaku agar disundul ke arah gawang, atau akan ada bola panjang dari Paul Pogba menuju Lukaku.
Gaya ini mungkin akan memberikan hasil tapi tidak bisa diandalkan. Mourinho harus ingat sepak bola adalah permainan dan bukan ujian. Josep Guardiola bahkan sedikit menyindirnya karena telah menerapkan pendekatan bola panjang selama pertandingan penting.
Pendekatan bola panjang Mourinho juga membuat kesal sesama manajer sepakbola seperti Jurgen Klopp dan Mark Hughes. Taktik ini bisa sukses melawan tim Championship tapi tidak bisa untuk melawan tim dengan standar Premier League dan Liga Champions.
Mourinho memiliki kisah sukses besar di masa lalu dan dia mungkin juga memiliki masa depan yang bagus. Namun, kombinasi United dan Mourinho tidak sukses.
Social Media Icons